GENESA BATUAN METAMORF
MAKALAH
Disusun
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Geologi Rekayasa
Oleh,
Rima Nur Rohmah_167011033
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SILIWANGI
2017
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur ke hadirat Allah Yang
Maha Kuasa atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “GENESA BATUAN
METAMORF” ini.
Di dalam makalah ini penulis
menjelaskan tentang pengertian, jenis dan bagaimana terbentuknya batuan
metamoft. Semoga makalah ini dapat menambah serta memperluas pengetahuan
penulis dan pembaca.
Dalam menyusun makalah ini penulis
menyadari bahwa banyak sekali kendala, baik dalam mencari referensi, persiapan,
maupun dalam proses penulisan.
Terlepas dari kendalah tersebut
akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan bantuan dari berbaga
pihak.
Pada kesempatan kali ini penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak
Pengki Irawan, S. TP., M. Si selaku dosen pengampu yang telah memberikan arahan
dan bimbingannya;
2. orang
tua penulis yang telah memberikan dukungan, dorongan, bantuan serta do’a restu;
3. teman-teman
penulis yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini;
4. pihak-pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan
dalam penulian makalah ini.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari berbagai pihak untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca, Aamiin..
Tasikmalaya,
September 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Disadari atau tidak kehidupan kita
sangat berkaitan dan selalu berhubungan dengan masalah batuan, khususnya di
bidang keilmuan Teknik Sipil dalam merencanakan struktur pembangangunan yang
paling utama diperhatikan adalah bagian yang merupakan penopang segala beban
yaitu pondasi yang terbentuk dari batuan yang tentunya dikerjakan pada batuan
juga terutama bangunan-bangunan yang berdiri diatas permukaan batuan tentu
berhubungan langsung dengan batuan. Tentunya sebelum kita menganalisis batuan
untuk pembangunan, kita harus mengenal dan mengetahui mengenai batuan. Oleh
karena itu, pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan mengenai batuan
metamorf yang dituangkan dalam karya tulis berupa makalah.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut,
1. Apa
yang dimaksud dengan batuan metamorf?
2. Bagaimana
ganesa pembentukan batuan metamorf?
C.
Tujuan
Makalah
Sejalan
dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Batuan
metamorf;
2. Ganesa
pembentukan batuan metamorf.
D.
Kegunaan
Makalah
Makalah
ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun
secara praksis.
Secara
teoretis makalah ini berguna sebagai pengetahuan mengenai peraturan bertransportasi
di jalan dan meningkatkan pengendaian di jalan. Secara praksis makalah ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Penulis,
sebagai alat penambah pengetahuan dan konsep keiilmuan khususnya dalam memahami
mengenai genesa batuan metamorf;
2. pembaca,
sebagai media informasi tentang batuan metamorf baik secara teoretis maupun
secara praksis.
E.
Prosedur
Penulisan Makalah
Makalah
ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan
adalah deskriptif. Melalui metode ini
penulis akan menjelaskan persmasalahan yang dibahas secara jelas dan
komprehensif. Data teoretis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan
teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca
sebagai literature yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah
dengan teknik analisis melalui kegiatan mengeksposisikan data serta
mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kajian
Teoretis
1.
Pengertian
batuan metamorf
Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Batuan
metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama batuan yang
merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada
sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang
berarti "perubahan bentuk". Batuan asal atau protolith yang dikenai
panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrem (1500 bar), akan
mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa
batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua.
2.
Ganesa
batuan metamorf
Batuan
metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat dari proses metamorfosa
pada batuan yang sudah ada karena perubahan suhu, tekanan, atau suhu dan
tekanan secara bersamaan. Dimana proses metamorfosa itu sendiri merupakan suatu
proses perubahan pada batuan tersebut yang diakibatkan oleh tekanan, suhu, dan
adanya aktivitas kimia fluida atau gas. Batuan metamorf merupakan batuan yang
berasal dari jenis batuan yang ada pada sebelumnya lalu terbentuk akibat dari
adanya suatu tekanan dan suhu yang terjadi pada fase padat. Akibat dari suhu
dan tekanan yang tinggi sehingga batuan metamorf ini terbentuk.
Batuan
asal dari proses pembentukan batuan metamorf ini bisa hasil dari batuan beku, batuan
sedimen, ataupun batuan metamorf itu sendiri yang telah terbentuk sebelumnya.
Karena batuan metamorf ini terbentuk dari batuan asal yang terpengaruhi oleh
tekanan dan suhu bumi. Suhu bumi ini berasal dari inti bumi yang menghasilkan
panas. Panas bumi akan membentuk mineral-mineral penyusun batuan, dan salah
satunya adalah batuan metamorf. Faktor yang mempengaruhi keterbentukan batuan
metamorf ini berasal dari suhu dan tekanan. Suhu panas yang bersumber dari
dalam bumi pada temperatur tertentu membentuk mineral-mineral baru yang hasil
akhirnya menjadi sebuah batuan metamorf, atau bisa juga dari gesekan yang
timbul akibat dari proses terjadinya deformasi suatu massa batuan.
Perubahan
temperatur , tekanan atau perubahan kedua faktor tersebut akibat adanya gaya geologi sehingga terjadi
perubahan susunan mineral, perubahan kristal, perubahan tekstur dan struktur
batuan dari batuan asal (Batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf)
menjadi batuan pada kondisi yang baru.
Batuan dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan yang berbeda-beda dan dalam jangka waktu tertentu yang menghasilkan
polimetamorfik. Sifat mendasar dari perubahan metamorfik adalah batuan tersebut
terjadi selama batuan berada dalam kondisi padat. Perubahan komposisi di dalam
batuan kurang berarti pada tahap ini, perubahan tersebut adalah isokimia yang
terdiri dari ditribusi ulang elemen-elemen local dan volatile diantara
mineral-mineral yang sangat reaktif,
Berdasarkan
tingkat malihannya, batuan metamorf dibagi menjadi dua yaitu (1) metamorfisme
tingkat rendah (low-grade metamorphism) dan (2) metamorfisme tingkat tinggi
(high-grade metamorphism). Pada batuan metamorf tingkat rendah jejak kenampakan
batuan asal masih bisa diamati dan penamaannya menggunakan awalan meta
(-sedimen, -beku), sedangkan pada batuan metamorf tingkat tinggi jejak batuan
asal sudah tidak nampak, malihan tertinggi membentuk migmatit (batuan yang
sebagian bertekstur malihan dan sebagian lagi bertekstur beku atau igneous).
Pembentukan batuan metamorf selain didasarkan
pada tingkat malihannya juga didasarkan pada penyebabnya. Berdasarkan
penyebabnya batuan metamorf dibagi menjadi tiga yaitu (1) Metamorfisme kontak/
termal, pengaruh T dominan; (2) Metamorfisme dinamo/
kataklastik/dislokasi/kinematik, pengaruh P dominan; dan (3) Metamorfisme
regional, terpengaruh P & T, serta daerah luas. Metamorfisme kontak terjadi
pada zona kontak atau sentuhan langsung dengan tubuh magma (intrusi) dengan lebar
antara 2 – 3 km
Metamorfisme
dislokasi terjadi pada daerah sesar besar/ utama yaitu pada lokasi dimana masa
batuan tersebut mengalami penggerusan. Sedangkan metamorfisme regional terjadi
pada kulit bumi bagian dalam dan lebih intensif bilamana diikuti juga oleh
orogenesa. Penyebaran tubuh batuan metamorf ini luas sekali mencapai ribuan
kilometer.
Batuan
metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan
digolongkan berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral(fasies
metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh
tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka
juga terbentuk oleh intrusi batu
lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk
terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian
batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan
pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan
tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.
Batuan
metamorf dapat dibedakan menjadi berikut ini.
a.
Batuan Metamorf Kontak
b.
Batuan Metamorf Dinamo
c.
Batuan Metamorf Kontak Pneumatolistis
Kondisi
yang mengontrol metamorfosa/mempengaruhi rekristalisasi dan tekstur.
1)
Tekanan : - Tekanan Hidrostatik
-
Tekanan searah (stress)
Di
sini dikenal 2 kelompok mineral yaitu :
a.
Stress mineral : yaitu mineral-mineral yang tahan terhadap tekanan.
Contoh
: staurolit, kinit
b.
Anti stress mineral : yaitu mineral-mineral yang jarang dijumpai pada batuan
yang mengalami stress.
Contoh
: olivin, andalusit
2)
Temperatur
3)
Fluid
4)
Komposisi
B.
Pembahasan
Batuan
metamorf (malihan) merupakan salah satu jenis batuan yang terbentuk dari batuan
yang telah terbentuk sebelumnya baik dari batuan beku, sedimen maupun dari
batuan metamorf itu sendiri, batuan metamorf terbentuk oleh tekanan, suhu yang
tinggi yang mengakibatkan berubahnya susunan mineral, factor lain yang juga
mempengaruhinya seperti panas magma di dalam perut bumi, juga saat tekanan yang
terjadi saat batuan dikedalaman tinggi. Batuan metamorf juga sebagian besar
terbentuk dari kerak bumi. Dalam proses pembentukan terjadi reaksi kimia pada
batuan tersebut yang disebut dengan fase metamorfik.
Batuan
metamorf yang tebentuk dapat berbeda-beda tergantung pada keadaan kondisi dan
faktor lingkungan yang mempengaruhinya, batuan metamorf berdasarkan malihan
dibagi dua ada yang tingkat rendah dan tingkat tinggi metamorfosa tingkat
rendah masih dapat diamati jejak batu asalnya, sedangkan metamorf tingkat
tinggi sudah tidak dapat damati jejak batu asalnya.
Berdasarkan
penyebabnya batuan metamorf dibedakan menjadi 3;
1)
Metamorfisme kontak/ termal, pengaruh T dominan;
2)
Metamorfisme dinamo/ kataklastik/dislokasi/kinematik, pengaruh P dominan; dan
3)
Metamorfisme regional, terpengaruh P & T, serta daerah luas. Metamorfisme
kontak terjadi pada zona kontak atau sentuhan langsung dengan tubuh magma
(intrusi) dengan lebar antara 2 – 3 km.
Jenis
batuan metamorf,
a.
Batuan Metamorf Kontak
b.
Batuan Metamorf Dinamo
c.
Batuan Metamorf Kontak Pneumatolistis
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.
SIMPULAN
Batuan metamorf merupakan salah satu kelompok batuan
yang tersebar di bumi. Batuan metamorf terbentuk oleh suhu dan tekanan, juga
factor dan kondisi lingkungan mempengaruhinya. Sebagian besar batuan metamorf
terbentuk dari kerak bumi, batuan sedimen, batuan beku dan juga batuan metamorf
itu sendiri yang telah terbentuk sebelumnya.
B.
SARAN
Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran
bahwa kita harus memahami mengenai batuan metamorf, sebagaimana kehidupan kita
selalu berhubungan dengan batuan khususnya pada bidang keilmuan Teknik Sipil.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Arif, 2014. ”Batuan Metamorf (Malihan)”. [Online]. Tersedia: http://geosjepara.blogspot.co.id/2014/02/batuan-metamorf-malihan.html.
[16 September 2017]
Nawipa, Demianus, 2013. “Jenis Metamorfisme”. [Online].
Terseia: https://demimaki.wordpress.com/geologi/petrologi/jenis-metamorfis/. [13
September 2017]
Dwitasari K. 2013. Ganesa Batuan Metamorf. [Online]. Tersedia: http://kendalldwitasari2015.blogdetik.com/2013/11/10/genesa-batuan-metamorf.
[13 September 2017]
Tanpa Nama. 2014. Asal Usul Batuan Metamorf (Malihan) (Bagian 1). [Online]. Tersedia:
https://lingkarankata.blogspot.co.id/2014/12/asal-usul-batuan-metamorf-malihan.html
. [13 September 2017]
Wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/batuan_metamorf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar